Pesawaran, SDM — Kegiatan ziarah religius yang diadakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran baru-baru ini menjadi sorotan setelah muncul dugaan bahwa ziarah tersebut digunakan sebagai sarana kampanye terselubung oleh salah satu calon Bupati Pesawaran, Nanda Indira.
Rombongan ibu-ibu yang mengikuti ziarah ke makam Walisongo diduga menerima amplop bergambar Nanda, istri Bupati Pesawaran yang mencalonkan diri dalam pemilihan Bupati 2024.
Salah seorang peserta, yang meminta namanya dirahasiakan, mengungkapkan bahwa amplop tersebut diberikan saat perjalanan di dalam bus.
“Saat di bus, kami diberikan amplop bergambar Nanda Indira. Saya tidak tahu untuk apa, tapi karena ibu-ibu lain juga menerimanya, saya ikut saja,” katanya.Sabtu (19/10/2024).
Amplop tersebut dikabarkan berisi uang sebesar Rp350.000. Publik menduga bahwa pemberian uang tersebut bertujuan untuk mempengaruhi dukungan peserta ziarah kepada Nanda Indira dalam Pilkada Pesawaran. Dugaan ini memicu berbagai kritik dari Kalangan masyarakat dan pengamat politik lokal.
Mualim Taher Warga Pesawaran yang juga salah satu tokoh pendiri kabupaten Pesawaran mengatakan bahwa tindakan tersebut adalah politisasi yang tidak etis dan mencoreng integritas Demokrasi.
“Ini adalah politisasi yang tidak etis, apalagi kegiatan ini berlatar belakang keagamaan. Hal ini bisa mencoreng integritas demokrasi di Pesawaran.” ujarnya. Minggu (20/10/2024).
Menurutnya, kegiatan religius seharusnya tidak digunakan sebagai alat kampanye politik, terutama ketika melibatkan dana publik. Pihaknya juga melontarkan kritik keras terhadap dugaan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam kegiatan tersebut.
“Kalau benar dana APBD digunakan untuk ini, itu jelas pelanggaran. APBD seharusnya untuk kepentingan masyarakat, bukan untuk politik pribadi,” tegas Mualim.
Menurut informasi yang beredar, kegiatan ziarah ini menggunakan enam bus, berlangsung dari tanggal 5 hingga 10 Agustus 2024 lalu, Masyarakat mengkhawatirkan adanya kemungkinan penggunaan dana APBD Pesawaran, untuk mendanai perjalanan tersebut demi keuntungan politik Nanda Indira.
Hingga berita ini ditulis, baik Pemerintah Daerah Pesawaran maupun tim sukses Nanda Indira belum memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan tersebut. Warga berharap agar pihak berwenang Bawaslu dan Polres Pesawaran, segera melakukan penyelidikan terkait dugaan ini. Masyarakat Pesawaran juga berharap pemilihan Bupati mendatang berjalan jujur dan adil, tanpa adanya penyalahgunaan kekuasaan atau fasilitas negara untuk kepentingan politik.
Mualim Taher dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya terus mendorong agar kejadian ini diusut tuntas demi menjaga keadilan dan transparansi dalam Pilkada Pesawaran.(Tim)