
LAMPUNG, Sumber Data Media – Ketegangan di Kampus Malahayati, Kota Bandar Lampung, masih berlanjut setelah kedatangan rombongan massa dari Tanjung Priok, Jakarta, pada Minggu (2/3/2025) dini hari sekitar pukul 04.30 WIB.
Sekitar 200 orang dari Yayasan Teknologi Bandar Lampung tiba dengan tiga unit bus, diduga untuk mengambil alih aset kampus yang saat ini masih dikuasai kelompok lain. Kedatangan mereka mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian.
Menindaklanjuti laporan mengenai potensi penguasaan gedung kampus, Kapolsek Kemiling beserta jajarannya segera bergerak ke lokasi.
Di sisi lain, kelompok massa lain, termasuk eks satpam dan kelompok Ambon yang berpihak kepada Khadafi, Rektor Universitas Malahayati, telah bersiap menyambut kedatangan rombongan tersebut.
Upaya Kepolisian Mencegah Konflik
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari Yuyun, menegaskan bahwa kepolisian segera mengambil langkah untuk menghindari eskalasi konflik.
“Polresta Bandar Lampung langsung turun untuk mencegah eskalasi konflik. Kami berupaya mengedepankan dialog dan menghindari bentrokan fisik,” ujarnya.
Sekitar pukul 04.46 WIB, massa dari Yayasan Teknologi Bandar Lampung berhasil memasuki area kampus dan bertemu dengan Ketua Kelompok Ambon, Lexsi. Negosiasi antara kedua pihak berlangsung hingga pukul 05.14 WIB, saat Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol. Alfret Jacob Tilukay, tiba di lokasi.
Namun, hingga kini mediasi masih berlangsung dan belum ada kesepakatan antara kedua belah pihak.
Baca Juga : Kapolda Lampung Ajak Remaja Isi Waktu Ramadan dengan Kegiatan Positif
Imbauan untuk Menjaga Ketertiba
Kombe Yuni mengimbau semua pihak untuk tetap menjaga ketenangan dan menghindari tindakan anarkis.
“Kami mengimbau semua pihak untuk tetap tenang dan tidak bertindak anarkis. Penyelesaian konflik harus dilakukan sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.
Polresta Bandar Lampung masih bersiaga di lokasi guna memastikan situasi tetap terkendali dan kondusif.
“Kami meminta semua pihak menahan diri dan mengutamakan jalur mediasi. Jangan sampai perselisihan ini merugikan mahasiswa maupun citra institusi pendidikan,” lanjutnya.
Polda Lampung juga terus memantau perkembangan situasi di kampus untuk memastikan keamanan tetap terjaga.
“Kami berkomitmen menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah ini. Jika ada pelanggaran hukum, tentu akan ditindak sesuai aturan,” imbuh Kombes Yuni.
Ia juga menegaskan agar konflik internal yayasan tidak mengganggu aktivitas akademik di Kampus Malahayati.
“Mahasiswa dan tenaga pendidik tidak boleh terganggu dengan polemik ini. Kami akan terus mengawal agar situasi tetap aman,” tutupnya.
Polda Lampung mengajak semua pihak untuk mempercayakan penyelesaian sengketa kepada jalur hukum dan menghindari tindakan provokatif yang dapat memperkeruh keadaan. (Chandra)